Kamis, 22 November 2012

ANEMIA


ANEMIA
I.I Gambaran Umum
            Anemia didefinisikan sebagai berkurangnya kadar hemoglobin darah, dalam hal ini Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Kadar hemoglobin biasanya kurang dari 13,5 g/dl pada pria dewasa dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa. Menurunya kadar hemoglobin biasa disertai dengan penurunan jumlah eritrosit dan hematokrit, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi. Perempuan juga menjadi lebih rentan mengalami kekurangan zat besi.
Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah kronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar."Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus. Obat yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID. Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.

I.2 Penyebab Anemia
Faktor utama penyebab anemia adalah kekurangan zat besi yang menjadi salah satu unsur penting dalam memproduksi hemoglobin. Kekurangan zat ini, bisa karena penderita memang kurang mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran hijau, ikan, hati, telur, dan daging. Atau bisa juga mereka sudah mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, tetapi terjadi gangguan absorsi dalam usus karena ada cacing atau gangguan pencernaan. Karena faktor utama anemia karena kekurangan zat besi, anemia sering disebut anemia defisiensi besi (ADB).
Beberapa penjelasan contoh kasus :
1. Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
2. Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.
3. Kekurangan vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
4. Kekurangan asam folat
Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.
5. Pecahnya dinding sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
6. Gangguan sumsum tulang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.
I.3 Hal yang dapat dilakukan dalam mengobati anemia
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia yang disebabkan oleh perdarahan hebat. Dapat dijelaskan sebagai berikut :
  • Pertama, mengobati pendarahan kronis. Ini mungkin pendarahan dalam, wasir, atau bahkan sering mimisan
  • Berikut, memperbaiki kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam folat, jika ada
  • Berhenti memakai, atau mengurangi dosis obat penyebab anemia
-          Transfusi darah dahulu satu-satunya pengobatan untuk anemia parah. Namun, transfusi darah dapat menyebabkan infeksi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Transfusi darah tampaknya mengakibatkan kelanjutan penyakit HIV yang lebih cepat dan meningkatkan risiko kematian pada Odha.
-          EPO (eritropoietin) merangsang pembuatan sel darah merah. Pada 1985, ilmuwan berhasil membuat EPO sintetis (buatan manusia). EPO ini disuntik di bawah kulit, biasanya sekali seminggu. Namun EPO sangat mahal dan sulit terjangkau di Indonesia.
-          Sebuah penelitian besar terhadap Odha menemukan bahwa suntikan EPO mengurangi risiko kematian. Transfusi darah tampaknya meningkatkan risiko kematian. Karena risiko dari transfusi darah, sebaiknya kita hindari transfusi untuk mengobati anemia.
MACAM- MACAM ANEMIA
-          Anemia defisiensi Fe adalah:
Bila cadangan besi, besi di dalam plama dan hemoglobin kurang dari normal
Anemia defisiensi besi, kekurangan besi diawali oleh deplesi besi kemudian defisiensi besi dan akhirnya baru terjadi anemia defisiensi besi.
·         Deplesi besi merupakan permulaan kekurangan besi dimana cadangan besi didalam tubuh berkurang atau tidak ada, tapi besi di dalam plasma masih normal dan hemoglobin dan hematokrit juga masih normal
·         Defisiensi besi tanpa anemia yaitu selain cadangan besi juga besi dalam plasma sudah berkurang, tapi hemoglobin masih normal.
Penyebabnya : - Perdarahan kronik, gangguan absorbsi, diet yang kurang & kebutuhan Fe yang meningkat
-          Anemia kelebihan Fe, dapat dibagi :
a.      Anemia Sideroblastik
merupakan suatu sindrom yang terdiri dari anemia hipokrom,mikrositer disertai adanya cincin sideroblas dalam sumsum tulang. Cincin sideroblas adalah eritroblas yang mengandung ion-ion besi yang terletak dalam mitokondria. Sering Kadar Hb antara 6 –7 g/dl.

Patogenesis
Belum diketahui dengan jelas apa penyebabnya ,diduga kelainan sintesis heme, walaupun sintesis globin normal, persediaan besi cukup akan tetapi eritrosit berbentuk hipokrom mekrositer. Diduga pula bahwa pada keadaan besi berlebihan dapat terjadi gangguan metabolisme besi..
Gangguan sintesa heme adalah dikarenakan defisiensi vit B6 (piridoxal phosphat adalah enzim pembentuk heme).
Vitamin B6 sebagai koenzim yang merangsang pertumbuhan heme
Pada anemia sideroblas cenderung /potensi terjadi leukemia & sering dijumpai leukemia akut.
Terapi : Vit B 6
b.      Anemia Megaloblastik
o    sekelompok anemia yang ditandai oleh adanya eritroblas yang besar ini terjadi akibat gangguan maturasi inti sel. Inti sel ini disebut megaloblas.
o    Dan eritrosit muda masuk ke sirkulasi darah
Penyebabnya Anemia Megaloblastik adalah
·         defisiensi Vit B 12, Asam Folat atau gangguan metabolisme Vit B 12
·         gangguan sintesa DNA (karena kongenital dan obat atau sitostatika tertentu,)
·         Ada yang disebabkan oleh anemia pernisiosa.
-          Anemia normoblastik sidero-akrestik yaitu Fe non hemoglobin yang banyak dalam prekursor eritrosit, dan pada beberapa penderita terdapat Anemia Megaloblastik
-          Anemia aplastik
Nama lainnya a.l anemia hipoplastik, anemia refrakter, hipositemia progresif, anemia aregeneratif, aleukia hemoragika, panmieloftisis dan anemia paralitik toksik). Anemia aplastik ditandai dengan pansitopenia
Oleh Wintrop membatasi pemakaian anemia aplastik pada kasus dengan pansitopenia, hipoplasia berat atau aplasia sumsum tulang, tanpa ada suatu penyakit primer yang menginfiltrasi, mengganti atau menekan jaringan hemopoetik sumsum tulang
Apapun penyebab aplastik anemia ,kerusakan dapat terjadi pada sel induk yang aktif maupun yang berada pada fase istrahat
Anemia aplastik dapat terjadi akibat :
1.      Jumlah sel induk normal
2.      Kelainan sel induk berupa gangguan pembelahan dan diferensiasi
3.      Hambatan sel induk secara humoral atau selular
4.      Gangguan lingkungan mikro
5.      Tidak adanya kofaktor-kofaktor hemopoetik humeral atau seluler

MACAM-MACAM ANEMIA HEMOLITIK

Penjelasan singkat
Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya. Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.
GEJALA
Gejala dari anemia hemolitik mirip dengan anemia yang lainnya.Kadang-kadang hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat, menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai dengan
:
-
Demam
-
Menggigil
-
Nyeri punggung dan nyeri lambung
-
Perasaan melayang
-
Penurunan tekanan darah yang berarti.
Sakit kuning (jaundice) dan air kemih yang berwarna gelap bisa terjadi karena bagian dari sel darah merah yang hancur masuk ke dalam darah.
Limpa membesar karena menyaring sejumlah besar sel darah merah yang hancur, kadang menyebabkan nyeri perut.
Hemolisis yang berkelanjutan bisa menyebabkan batu empedu yang berpigmen, dimana batu empedu berwarna gelap yang berasal dari pecahan sel darah merah.
REAKSI AUTOIMUN
Kadang-kadang sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan fungsi dan menghancurkan selnya sendiri karena keliru mengenalinya sebagai bahan asing (reaksi autoimun).
Jika suatu reaksi autoimun ditujukan kepada sel darah merah, akan terjadi anemia hemolitik autoimun. Anemia hemolitik autoimun dibedakan dalam dua jenis utama, yaitu anemia hemolitik antibodi hangat (paling sering terjadi) dan anemia hemolitik antibodi dingin.
Anemia Hemolitik Antibodi Hangat.
Anemia Hemolitik Antibodi Hangat adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh.
Autoantibodi ini melapisi sel darah merah, yang kemudian dikenalinya sebagai benda asing dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum tulang. Penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita.
Gejalanya
, Limpa biasanya membesar, sehingga bagian perut atas sebelah kiri bisa terasa nyeri atau tidak nyaman.
Anemia Hemolitik Antibodi Dingin.
Anemia Hemolitik Antibodi Dingin adalah suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan atau dalam suhu yang dingin.
Anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik. Cuaca dingin akan meningkatkan penghancuran sel darah merah, memperburuk nyeri sendi dan bisa menyebabkan kelelahan dan sianosis (tampak kebiruan) pada tangan dan lengan. Penderita yang tinggal di daerah bercuaca dingin memiliki gejala yang lebih berat dibandingkan dengan penderita yang tinggal di iklim hangat. Gejalanya, Bentuk akut yang berhubungan dengan infeksi akan membaik degnan sendirinya dan jarang menyebabkan gejala yang serius.
Menghindari cuaca dingin bisa mengendalikan bentuk yang kronik.
Anemia Hemolitik Aloimun
Pada anemia ini antibodi  yang dihasilkan oleh suatu individu bereaksi dengan induvidu eritrosit lain. Dua keadaan penting adalah tranfusi darah yang tidak sesuai secara ABO dan penyakit rhesus.


Eritroblastosis fetalis
Eritroblastosis fetalis adalah suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya sel darah merah) pada janin yang akan nampak pada bayi yang baru lahir karena perbedaan golongan darah dengan ibunya.
Perbedaan faktor golongan darah ini akan mengakibatkan terbentuknya sistem imun (antibodi) ibu sebagai respon terhadap sel darah bayi yang mengadung suatu antigen. Eritroblastosis fetalis biasanya terjadi apabila bayi bergolongan darah rhesus positif sedangkan ibu bergolongan darah rhesus negatif.
 perhatikan bahwa eritrosit anak golongan Rh+ digumpalkan oleh antibodi ibu (warna putih) yang bergolongan Rh- ketika dalam kandungan
Gejala eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir dapat mencakup:
  • anemia
  • edema (bengkak di bawah permukaan kulit)
  • pembesaran hati atau limpa
  • Hidrops (cairan ke seluruh jaringan tubuh, termasuk di ruang paru-paru, jantung, dan organ perut)
  • ikterus neonatal
Golongan Darah Rhesus

Sistem rhesus membedakan darah menjadi dua golongan, yaitu golongan darah rhesus positif yang mengandung antigen rhesus dan golongan darah rhesus negatif yang tidak mengandung antigen rhesus. Apabila antigen rhesus pada darah rhesus positif masuk ke dalam sirkulasi darah rhesus negatif, maka tubuh orang rhesus negatif akan membentuk antibodi untuk melawan antigen dari darah rhesus positif tadi. Antibodi adalah suatu protein yang berfungsi menyerang dan menghancurkan sel-sel yang dianggap benda asing atau membawa benda asing atau membawa benda asing (antigen).
Contohnya adalah, apabila ada donor darah dari darah rhesus positif yang diberikan kepada resipien yang berdarah rhesus negatif, maka pada tubuh resipien akan mengalami pembekuan darah. Hal ini tidak membantu, tapi justru merugikan resipien karena ginjalnya akan bekerja lebih keras membersihkan darah yang membeku.

Hal sebaliknya tidak terjadi apabila darah rhesus negatif didonorkan pada resipien berdarah rhesus positif; tidak terjadi pembekuan darah karena darah dari donor tidak mengadung antigen rhesus.
Eritroblastosis fetalis terjadi apabila seorang laki-laki yang bergolongan darah rhesus positif menikah dengan wanita yang bergolongan darah rhesus negatif, maka anak mereka kemungkinan besar bergolongan darah rhesus positif karena faktor rhesus bersifat dominan secera genetika.
Kasus eritroblastosis fetalis biasanya terjadi pada kehamilan anak kedua dan seterusnya jika semua anak bergolongan rhesus positif. Pada kehamilan pertama darah janin tidak banyak yang masuk ke dalam sirkulasi darah ibu sehingga tidak terbentuk antibodi pada tubuh ibu, baru pada saat melahirkan darah janin banyak masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Terbentuknya antibodi setelahnya tidak berpengaruh karena bayi sudah terlahir.
Pada kehamilan berikutnya janin dalam keadaan yang lebih berbahaya karena antibodi ibu yang terbentuk setelah proses kelahiran sebelumnya menyerang sel darah janin yang mengadung antigen. Akibatnya sel-sel darah janin mengalami hemolisis (pecah) hebat.
Hemolisis menyebabkan bayi mengalami anemia. Tubuh bayi akan merespon kekurangan sel darah merah ini dengan melepaskan sel darah merah yang masih muda yang disebut eritroblas ke dalam sirkulasi darahnya (makanya disebut eritroblastosis fetalis; fetal = fetus = janin).

Pencegahan Pembentukan Antibodi Anti-Rh
            Pada permulaan tahun 1960-an di Amerika Serikat dan Inggris secara terpisah telah ditemukan cara yang efektif untuk mengurangi bahaya Rh, yaitu dengan jalan memberi suntikan yang dapat menghalang-halangi terbentuknya anti-Rh dalam darah ibu. Oleh karena imunisasi dari ibu Rh- biasanya berlangsungnya selama kelahiran anak Rh+, yaitu ketika eritrosit Rh+ masuk ke aliran darah ibu, maka pada saat itu dapat diusahakan agar tidak membentuk anti-Rh. Bagian dari darah yang membawa anribodi, gamma globulin, dipisahkan dari orang yang menghasilkan antibodi Rh+, dikonsentrasikan dan kemudian disuntikkan kepada ibu-ibu Rh- yang memiliki anak Rh+ dalam waktu 72 jam setelah bayi lahir. Pembentukan antibodi ditekan rendah karena antibodi yang disuntikkan mengelilingi sel-sel Rh+ dari fetus di dalam sirkulasi darah ibu dan mencegah terbentuknya lebih banyak antibodi.
Defenisi Anemia
Anemia  ( bahasa Yunani An = tanpa ; enemia = darah ) adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Tingkat normal dari hemoglobin umumnya berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita. Untuk laki-laki, anemia secara khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang dari 13.5 gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang dari 12.0 gram/100ml. Definisi-definisi ini mungkin bervariasi sedikit tergantung pada acuan sumber dan laboratorium yang digunakan (Anonim, 2011).

Penyebab Anemia
Adapun penyebab anemia antara lain (Anonim, 2011) :
Ø  Kekurangan zat besi
Perempuan akan lebih mudah menderita anemia bila dibandingkan dengan laki laki karena perempuan mengalami kehilangan darah tiap bulan saat menstruasi. Perempuan juga rentan mengalami kekurangan zat besi. Pada orang dewasa, kekurangan zat besi sering disebabkan oleh karena kehilangan darah khronis seperti menstruasi. Kehilangan darah khronis juga bisa disebabkan oleh karena kanker terutama kanker pada usus besar.
Ø  Perdarahan
Perdarahan yang banyak saat trauma baik di dalam maupun di luar tubuh akan menyebabkan anemia dalam waktu yang relatif singkat. Perdarahan dalam jumlah banyak biasanya terjadi pada maag khronis yang menyebabkan perlukaan pada dinding lambung.
Anemia juga bisa disebabkan oleh karena perdarahan usus yang disebabkan oleh karena konsumsi obat obatan yang mengiritasi usus. Obat yang termasuk golongan ini terutama obat NSAID. Pada bayi dan anak anak, anemia kekurangan zat besi biasanya disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi.
Ø  Genetik
Kelainan herediter atau keturunan juga bisa menyebabkan anemia. Kelainan genetik ini terutama terjadi pada umur sel darah merah yang terlampau pendek sehingga sel darah merah yang beredar dalam tubuh akan selalu kekurangan. Anemia jenis ini dikenal dengan nama sickle cell anemia. Gangguan genetik juga bisa menimpa hemoglobin yang mana produksi hemoglobin menjadi sangat rendah. Kelainan ini kita kenal dengan nama thalasemia.
Ø  Kekurangan vitamin B12
Anemia yang diakibatkan oleh karena kekurangan vitamin B12 dikenal dengan nama anemia pernisiosa.
Ø  Kekurangan asam folat
Kekurangan asam folat juga sering menyebabkan anemia terutama pada ibu ibu yang sedang hamil.
Ø  Pecahnya dinding sel darah merah
Anemia yang disebabkan oleh karena pecahnya dinding sel darah merah dikenal dengan nama anemia hemolitik. Reaksi antigen antibodi dicurigai sebagai biang kerok terjadinya anemia jenis ini.
Ø  Gangguan sumsum tulang
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat lain.

Gejala Anemia
Adapun gejala atau tanda seseorang mengidap anemia adalah (Anonim, 2011) :
1.       lelah,
  1. mudah kelelahan,
  2. nampak pucat,
  3. mengembangkan palpitasi-palpitasi (perasaan dari jantung yang berdebar), dan
  4. menjadi sesak napas.
Gejala-gejala tambahan mungkin termasuk:
1.       kehilangan rambut,
  1. malaise (perasaan umum dari tidak enak badan), dan
  2. perburukan persoalan-persoalan jantung.
Bagaimana Mendeteksi Anemia ?
Anemia biasanya sudah dapat dideteksi dengan pemeriksaan darah lengkap di laboratorium. Adapun pemeriksaan darah lengkap yang dimaksud adalah pemeriksaan dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Saat ini pemeriksaan darah lengkap dilakukan dengan menggunakan mesin khusus. Komponen pembentuk darah antara lain (Anonim 2011) :
·         Sel darah merah (RBC).
·         Hematokrit.
Hemoglobin.
·         Sel darah putih (WBC).
·         Komponen sel darah putih.
·         Trombosit/Platelet.
Hanya tiga teratas dari keenam komponen darah ini yang berperanan dalam mendeteksi terjadinya anemia.
Apakah arti nilai hitung sel darah merah?
Sel darah merah (RBC) merupakan komponen darah yang terbanyak dalam satu mililiter darah. Setiap orang memiliki jutaan bahkan miliaran sel darah merah dalam tubuhnya. Penghitungan sel darah merah digunakan untuk menentukan apakah kadar sel darah merah rendah (anemia) atau tinggi (polisitemia).
Pada perhitungan sel darah merah, akan dinilai jumlah dan ukuran dari sel darah merah. Bentuk sel darah merah pun akan dievaluasi di bawah mikroskop. Segala informasi mulai dari jumlah, ukuran dan bentuk dari sel darah merah akan berguna dalam mendiagnosa suatu anemia. Juga pada pemeriksaan ini dapat diketahui jenis anemia berikut kemungkinan penyebabnya.
Apakah yang dimaksud dengan hematokrit?
Nilai hematokrit merupakan cara yang paling sering digunakan untuk menentukan apakah jumlah sel darah merah terlalu tinggi, terlalu rendah atau normal. Hematokrit sejatinya merupakan ukuran yang menentukan seberapa banyak jumlah sel darah merah dalam satu mililiter darah atau dengan kata lain perbandingan antara sel darah merah dengan komponen darah yang lain.
Bagaimana menghitung jumlah hematokrit?
Hematokrit dapat dihitung dengan mengambil sampel darah pada jari tangan atau diambil langsung pada vena yang terletak pada lengan. Sel darah merah yang terdapat dalam sampel kemudian diendapkan dengan cara memutarnya menggunakan alat sentrifugal. Endapan ini kemudian di presentasekan dengan jumlah keseluruhan dari darah yang terdapat dalam tabung, nilai inilah yang dinamakan nilai hematokrit.
Apakah hemoglobin itu?
Hemoglobin adalah pigmen yang membuat sel darah berwarna merah yang pada akhirnya akan membuat darah manusia berwarna merah. Menurut fungsinya, hemoglobin merupakan media transport oksigen dari paru paru ke jaringan tubuh. Seperti kita ketahui bersama, oksigen merupakan bagian terpenting dari metabolisme tubuh untuk menghasilkan energi. Hemoglobin juga berfungsi membawa karbondioksida hasil metabolisme dari jaringan tubuh ke paru paru untuk selanjutnya dikeluarkan saat bernafas.
Apakah arti dari kadar hemoglobin yang rendah?
Orang dengan kadar hemoglobin yang rendah disebut dengan istilah anemia. Saat kadar hemoglobin rendah maka jumlah sel darah merah pun akan rendah. Demikian pula halnya dengan nilai hematokrit.

Tipe Anemia
Berdasarkan etiologi anemia dibagi menjadi 4 kategori (Zaitun, 2088) :
1)      Anemia Perdarahan ( Blood Loss Anemia )
Anemia perdarahan terjadi keadaan Perdarahan Akut seperti trauma, operasi pembedahan, defek-defek koagulasi yang parah seperti perdarahan akut pada keracunan sweet clover dan warfarin. Perdarahan kronis biasanya mikrositik hipokromik (kekurangan elemen-elemen untuk pembentukan atau sintesis hemoglobin) dengan ciri-ciri yaitu mikrosit meningkat jumlahnya, penurunan kadar Hb, peningkatan jumlah retikulosit dan eritrosit berinti sehingga adanya peningkatan proses eritrogenesis. Penyebabnya yaitu infestasi parasit seperti cacing kait, cacing perut, coccidia, cacing bungkul dan cacing hati. Parasit eksternal yaitu kutu dan pinjal.
Perdarahan kronik (pada kasus cacingan) → karena lesi-lesi gastointestinal → menyebabkan gastritis, ulserasi traktus digestivus dan enteritis → Sehingga akan kehilangan darah secara kronis.
Pemeriksaan laboratorik untuk hemoragi akut dan subakut menciri yaitu terlihat gambaran normocytic, eritrosit berinti terlihta pada pemeriksaan darah perifer dalam waktu 72-96 jam. Pendarahan perakut pada rongga abdominal dan rongga dada. Sifat regenerasi perdarahan akut biasanya berjalan progresif dengan jumlah eritrosit kembali normal dalam waktu 4-5 minggu. Anemia ini termasuk Normositik – normokromik
2)      Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah keadaan dimana masa hidup eritrosit memendek. Anemia hemolitik termasuk dalam kelompok kelainan dimana didapatkan ketahanan atau umur eritrosit berkurang baik episodik maupun kontinyu. Sumsum tulang memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi eritrosit sampai delapan kali lipat sebagai respon penurunan ketahanan eritrosit. Retikulositosis merupakan penanda adanya hemolisis karena pada kelainan hemolitik terjadi respon sumsum tulang berupa peningkatan produksi eritrosit.
Kelainan anemia hemolitik secara umum diklasifikasikan berdasarkan faktor intrinsik dan faktor eksternal. Defek faktor intrinsik terjadi dalam seluruh komponen eritrosit meliputi membran, sistem enzim, herediter dan hemoglobin. Sedangkan defek faktor eksternal merupakan anemia hemolitik imun. Termasuk dalam makrositik – normokromik
3)      Anemia Pernisiosa
Anemia Pernisiosa atau disebut Anemia karena defisiensi Vitamin B12 adalah anemia sebagai akibat dari berkurangnya faktor intrinsik didalam lambung. Faktor intrinsik adalah suatu faktor yang diperlukan untuk penyerapan vitamin B 12 dalam usus. Setelah ditelan dilambung vitamin B12 terikat dengan faktor intrinsik yaitu protein yang disekresikan sel pariental lambung. Terdapat ikatan kobalamin protein yang lain.(disebut faktor –R) yang berkompetisi dengan faktor intrinsik sedangkan ikatan vitamin B12 dengan faktor – R tersebut tidak dapat diabsobsi. Komplek vitamin B12, faktor intrinsik bergerak melalui usus halus dan diabsobsi dalam ileum terminal oleh sel dengan reseptor spesifik pada komplek tersebut. Hasil absobsi dibawa melalui plasma dan disimpan di hepar. Vitamin B12 mempunyai peranan yang esensial untuk sintesa asam nukleus dan mempunyai hubungan erat gan metabolisme asam folat dan asam folanat uracil, thymidin dan asam askorbat.
Gejala yang dapat ditimbulkan yaitu terjadi perubahan pada sel mucosa, glositis, gangguan gastrointestinal seperti anoreksia dan daire. Ciri khas dari defisiensi vitamin B12 yaitu anemia megaloblastik. Pemeriksaan yang penting dan untuk menentukan dioagnostik anemia pernisiosa adalah pemeriksaan Schilling test yaitu untuk memastikan bahwa penderita tidak dapat mengabsorpsi vitamin B12 karena terdapat kekurangan faktor intrinsik.
4)      Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu keadaan dimana jaringan sumsum tulang digantikan oleh jaringan lemak. Sehingga terjadi pensitopenia (anemia, leukemia, dan tronositopenia). Gejala yang timbul yaitu suhu tubuh naik, pucat dan terjadi oedem. Pengurangan elemen lekopoisis menyebabkan granulositpenia yang akan menyebabkan penderita menjadi peka terhadap infeksi sehingga mengakibatkan infeksi baik bersifat lokal maupun sistemik. Trombositopenia dapat mengakibatkan pendarahan dikulit, selaput lendir ataupun pendarahan di organ-organ. Pada anemia aplastik tidak akan ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, dan tidak ada hepatosplenomegali.

Apa akibatnya bila terjadi anemia?
Transportasi oksigen akan terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami kekurangan oksigen guna menghasilkan energy (Anoni, 2011).

Bagaimana mengobati anemia?
Perawatan dari anemia bervariasi sangat besar. Pertama, penyebab yang mendasari anemia harus diidentifikasikan dan dikoreksi. Contohnya, anemia sebagai akibat dari kehilangan darah dari borok lambung harus mulai dengan obat-obat untuk menyembuhkan borok (ulcer). Demikian juga, operasi seringkali perlu untuk mengeluarkan kanker kolon yang menyebabkan kehilangan darah kronis dan anemia.
Adakalanya suplemen-suplemen besi akan juga diperlukan untuk mengkoreksi kekurangan besi. Pada anemia yang parah, transfusi darah mungkin diperlukan. Suntikan-suntikan vitamin B12 akan diperlukan untuk pasien-pasien yang menderita pernicious anemia atau penyebab-penyebab lain dari kekurangan B12.
Pada pasien-pasien tertentu dengan penyakit sumsum tulang (atau kerusakan sumsum tulang dari kemoterapi ) atau pasien-pasien dengan gagal ginjal, epoetin alfa (Procrit, Epogen) mungkin digunakan untu menstimulasi produksi sel darah merah sumsum tulang.
Jika obat diperkirakan adalah tertuduhnya, maka ia harus dihentikan dibawah pengarahan dari dokter yang meresepkannya.
HOMEOSTATIS

Defenisi Homeostatis
Homeostatis (latin, homois = sama; statis = tetap) adalah suatu kecendrungan makhluk hidup untuk memelihara lingkungan internal agar tetap konstan.
Terdapat 2 jenis keadaan konstan atau mantap dalam homeostasis yaitu
1.      Sistem tertutup - Keseimbangan statis
Ø  Di mana keadaan dalam yang tidak berubah seperti botol tertutup.
2.      Sistem terbuka - Keseimbangan dinamik
Ø  Di mana keadaan dalam yang konstan walaupun sistem ini terus berubah contohnya seperti sebuah kolam di dasar air terjun.

Mekanisme Homeostatis
Mekanisme ini diatur oleh otak terutama hipotalamus, yang bila terangsang akan merangsang koordinasi tubuh. Proses ini akan terjadi terus menerus hingga lingkungan dinamis dalam tubuh akan berada pada jumlah yang normal.
Ada dua koordinasi badan yang terlibat dalam proses homeostatis ialah:
1.      Kordinasi kimia - Seperti hormon
2.      Kordinasi saraf - Seperti impuls saraf
Beberapa proses-proses yang terlibat ialah:
1.      Umpan balik positif - Contoh demam, badan akan bertambah panas untuk membunuh bakteri dan virus.
2.      Umpan balik negatif - Contoh keadaan panas, badan akan diatur untuk mengurangi panas badan.
Contoh homeostasis yang ringkas ialah :
Apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya, hal ini juga menyebabkan kulit berwarna merah.
Apabila kadar glukosa dalam darah telah habis atau berkurang dari jumlah tertentu, hati akan dirangsang oleh insulin untuk mengubah glikogen menjadi glukosa supaya dapat digunakan sebagai tenaga untuk kontraksi otot.
Organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostasis antara lain:
Ø  Hati
Ø  Ginjal
Ø  Kulit

KOAGULASI

Defenisi Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Mekanisme Koagulasi
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
Penggumpalan darah atau pembekuan darah, atau disebut juga dengan koagulasi darah terjadi apabila darah ditampung dan dibiarkan begitu saja. Waktu koagulasi adalah waktu mulai darah mulai keluar sampai keluarnya benang fibrin. Mekanisme koagulasi atau proses koagulasi (penggumpalan darah) terjadi lewat mekanisme kompleks yang diakhiri dengan pembentukan fibrin (protein dalam plasma darah yang diubah oleh trombin/enzim pembeku darah dalam proses pembekuan darah).
Mekanisme ini terjadi jika ada cedera di dalam maupun di permukaan tubuh. Waktu koagulasi normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit. Sedangkan waktu koagulasi pada ternak seperti sapi 6,5 menit, kambing 2,5 menit, ayam 4,5 menit, kuda 11,5 menit, babi 3,5 menit, domba 2,5 menit dan anjing 2,5 menit.
Antikoagulan adalah suatu zat atau obat yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah diluar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau transfusi
Antikoagulan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu adalah sebagai berikut (Anonim, 2011) :
·         Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam, oklusi arteri akut atau infark miokard akut. Obat ini juga digunakan untuk pencegahan tromboemboli vena selama operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi ekstraorporal selama operasi jantung terbuka. Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil yang memerlukan antikoagulan.
·         Antikoagulan oral
Antikoagulan oral terdiri dari derivat 4 – hidroksikumarin misalnya : dikumoral,
warfarin dan derivat indan – 1,3 –dion misalnya : nanisindion. Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan dalam waktu jangka panjang, Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan heparin, tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif. Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan timbulnya tromboemboli, antara lain infrak miokard, penyakit jantung rematik, serangan iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru.
·         Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium.
Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion kalsium salah satu faktor pembekuan darah. Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk tranfusi, karena tidak tosik. Tetapi dosis yang terlalu tinggi umpamanya pada transfusi darah sampai 1.400 ml dapat menyebabkan depresi jantung. Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya digunakan untuk antikoagulan di luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis untuk penggunaan in vivo (di dalam tubuh). Natrium adetat mengikat kalsium menjadi kompleks dan bersifat sebagai antikoagulan.
Waktu pendarahan adalah waktu yang dibutuhkan kulit berdarah untuk berhenti estela penusukan kulit. Darah dihapus setiap 30 detik atau luka diredam dalam larutan fisiologis, waktu pendarahan adalah interval waktu mulai timbulnya tetes darah dari pembuluh darah yang luka sampai darah berhenti mengalir keluar dari pembuluh darah. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat yang menutupi celah pembuluh darah yang rusak. Peningkatan waktu pendarahan setelah pemberian bahan uji menunjukkan adanya efek antiagregasi platelet. Waktu pendarahan biasanya dapat juga diartikan sebagai waktu ulai keluarnya tetesan darah pertama sampai tidak ada lagi noda di kertas saring atau tissue. Penghentian pendarahan ini disebabkan oleh terbentuknya agregat pletelat yang menutupi calah pembuluh darah yang rusak.



Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu koagulasi yaitu :
1.      Besar kecilnya luka
2.      Suhu
3.      Status kesehatan
4.      Umur
5.      Besarnya tubuh dan aktivitas
6.      Kadar hemaglobin dalam plasma dan kadar globulin dalam darah.

DAFTAR PUSTAKA
Amien,M.1987.Makhluk Hidup.Jakarta:PN Balai Pustka.
Anonim, 2011. Info Penyakit, http://www.blogdokter.com. Diakses tanggal 21 februari
2011.
Hadisumarto,Suhargono.1997.Biologi-2b.Jakarta:Bumi Aksara.
Keeton,William T.1980.Biology Science.Library of Congress in Publication Krass.
Kimbal,John W.1983.Biology 3rd ed.Addison Wesley.
Syamsuri,Istamar.2004.Biologi SMA kelas XI.Jakarta : Erlangga.
Wilarso,joko.2001.BIOLOGI PENDIDIKAN DASAR.Jakarta:Erlangga.
Zaitun, 2008. Anemia. www.wordpress.com. Diakses tanggal 21 februari 2011.